Diujung usia senjamu..
Wajah letih dan tubuh yang ringkih menandakan perjuangan..
Kala maut menghampirimu
Pertarungan antara ajal dan nafasmu smakin gencar terjadi..
Denyut nadimu mulai melemah perlahan..
Terkadang sesaknya nafas, dan munculx urat-urat d'kepalamu menandakan sakitx perlawanan nyawa yang kau lakukan..
Kau ucapakan spatah kata utk kami mengikhlaskan kepergianmu..
Kau pinta kami utk melantunkan ayat-ayat suci utk mengantarkan kepergianmu..
Tetes demi tetes air mata ku mulai mengalir membasahi pipi ini..
Tak kuasa ku melihat penderitaan sakit yang kau alami..
Tuhan lancarkanlah kepergianx bila itu memang yang terbaik utk dirinya,itu pintaku..
Tapi deritamu seolah tak berhenti sampai disitu,
Seakan maut berusaha mengajakmu bermain
Kau daki ngarai menuruni lereng seperti bertanding antara kau dan usiamu siapa yg lebih dahulu sampai..
Sesekali terdengar jeritanmu,
"Jangan tinggalkan aku," bujukmu ketika kau siuman..
Ketakutanmu pada sesosok bayangan dibalik gordin ruang sunyi yang akn membawamu menembus ruang dan waktu dalam kehampaan..
Aku ingin pulang karna waktu terasa lambat disini, katamu..
Kau seolah kalah menundukkan hari-hari rebah bersama lengang..
Tak ada lagi impian, disini disetiap waktu yang melangkah ingin menuju sepi..
Setiap yang bersama adalah kesendirian melawan jejak tandu usia ke gigir senja..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar